Sabtu, 21 September 2013

Mengenal Syahid Murthada Muthahhari

Sepanjang sejarah selalu ada manusia-manusia yang tidak peduli dengan kepentingan pribadi.Mereka mengerahkan semua potensi dan mempersembahkan semua yang mereka miliki demi memerangi kebodohan dan khurafat.Insan-insan relawan ini mengorbankan seluruh wujudnya untuk menerangi umat dan masyarakatnya. Nama mereka pun akan selalu abadi sepanjang sejarah. Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu di antaranya.

Tokoh pemikir besar Muslim dan ulama dengan wawasan yang sangat luas ini menghadiahkan seluruh kehidupannya untuk ilmu dan pencerahan.Tulisan-tulisan dan pidato-pidatonya bak pelita benderang yang menerangi umat.Ada orang bijak yang mengatakan, "Dari jauh, Muthahhari adalah filsuf, dari jarak menengah dia terlihat sebagai orang bijak dan arif, sementara dari jarak dekat dia akan nampak sebagai sufi yang wujudnya memancarkan hakikat."

Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari lahir pada tanggal 3 Februari tahun 1920 di Fariman, Iran utara dalam sebuah keluarga yang taat agama.Ketakwaan dan kesalehan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya.Sejak kanak-kanak, Mutahhari sudah tertarik kepada hal-hal yang bernilai kebajikan dan menghindari keburukan. Melaksanakan shalat sudah menjadi kebiasaannya sejak usia tiga tahun. Semua itu menjadi petunjuk akan masa depan cerah yang menantinya.

Murtadha Muthahhari sangat tertarik kepada al-Quran dan ilmu-ilmu agama. Hal itulah mendorongnya masuk ke sekolah agama, hauzah ilmiah di kota Mashad. Tahun 1937 setelah merampungkan jenjang pendidikan ilmu-ilmu dasar hauzah, dia melanjutkan pendidikan ilmu agama di kota Qom. Di kota ini, dia berguru kepada para ulama seperti Allamah Thabathabai dan Imam Khomeini.

Kecerdasannya yang sangat tinggi ditambah dengan ketekunannya dalam belajar membuatnya menjadi santri teladan.12 tahun lamanya dia berguru kepada Imam Khomeini di bidang akhlak, filsafat, irfan, fikih dan ushul. Dengan cepat Muthahhari mencapai derajat ijtihad dan dikenal sebagai salah satu ulama muda menonjol di kota Qom. Kemampuannya yang tinggi dalam menjelaskan berbagai permasalahan ilmiah dengan bahasa yang mudah membuat banyak santri yang memilih berguru kepadanya.

Tahun 1950, Muthahhari menikahi putri salah seorang ulama terkenal di provinsi Khorasan.Kehidupannya yang sangat sederhana di masa lajang berlanjut setelah pernikahan.Kondisi perekonomian keluarga yang dibangunnya sangat sulit.Terkadang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Muthahhari terpaksa menjual buku-bukunya atau meminjam uang kepada teman dekatnya.Meski hidup sulit, namun rumah tangganya dipenuhi oleh kasih sayang. Tahun 1952, Muthahhari berhijrah ke kota Tehran untuk memperluas aktivitas keilmuan dan pemikirannya. Selain mengajar di hauzah ilmiah dan sekolah tinggi agama Islam, dia juga rajin menulis buku dan artikel.

Muthahhari terlibat aktif dalam perjuangan politik. Dia memainkan peran besar dan memobilisasi massa dalam gerakan kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs (5 Juni 1963) yang memprotes penangkapan Imam Khomeini. Muthahharipun ditangkap setelah menyampaikan pidato berapi-api yang menentang rezim Shah.Sebulan kemudian, berkat tekanan rakyat, rezim membebaskan para ulama pejuang termasuk Muthahhari.Lepas dari penjara, dia memfokuskan kegiatannya untuk menulis dan berpidato di kampus dan masjid-masjid.
 
Muthahhari juga dikenal sebagai ulama yang berada di front terdepan dalam melawan pemikiran yang sesat dan menyimpang. Perjuangannya bukan dengan senjata tapi dengan argumentasi dan pemikiran yang logis.Tulisan maupun pidatonya sangat diminati oleh para pendamba kebenaran khususnya kalangan muda dan mahasiswa.

Tahun 1969, Muthahhari kembali ditangkap karena rezim menemukan selebaran dengan tandatangannya yang mengajak masyarakat menggalang dana bantuan untuk para pengungsi Palestina. Dalam salah satu pidatonya, Muthahhari mengatakan, "Jika hendak menghargai diri, ingin mulia di sisi Allah dan RasulNya atau terhormat di mata bangsa-bangsa lain, kita harus manghidupkan asas membantu kepada sesama. Apa yang akan dilakukan Rasulullah jika hidup saat ini? Apa yang akan beliau pikirkan? Demi Allah, aku bersumpah bahwa saat ini di makamnya yang suci, Nabi merasa tersiksa dengan perlakuan kaum Yahudi. Siapa saja yang tidak menyampaikan hal ini berarti dia berdosa. Demi Allah, jika tidak menyampaikan masalah ini aku dan semua penceramah juga berdosa. Demi Allah, kita semua memikul tanggung jawab dalam masalah Palestina..."
 
Salah satu pengabdian terbesar Muthahhari adalah buah pemikirannya yang disampaikan kepada masyarakat umum lewat tulisan, pelajaran dan pidato.Antara tahun 1972-1979 aktivitas Muthahhari dalam membendung pemikiran sesat semakin memuncak seiring dengan meluasnya kegiatan kubu-kubu kiri dan pemikiran menyimpang di Iran. Atas permintaan Imam Khomeini, Muthahhari setiap minggu mengkhususnya dua hari untuk mengajar di kota Qom. Tahun 1976, Muthahhari yang menjadi dosen di perguruan tinggi agama Islam di Tehran dipensiunkan dini setelah terlibat konflik pemikiran dengan salah seorang dosen yang berhaluan marxisme.Di masa-masa itulah Muthahhari bersama beberapa ulama Tehran membentuk organisasi ulama bernama ‘Jameeh Rohaniyat-e Mobarez-e Tehran'.

Sejak Imam Khomeini diasingkan ke luar negeri, hubungan Muthahhari dengan gurunya itu hanya terjalin lewat surat dan telpon. Namun pada tahun 1976, dia berhasil menemui Imam Khomeini di pengasingan di kota Najaf Irak. Pertemuan itulah yang menghasilkan agenda baru perjuangan rakyat Muslim Iran menentang rezim Shah. Sejak saat itu, Muthahhari secara penuh berada di medan perjuangan. Ketika Imam hijrah ke Paris, Muthahhari menemui beliau di sana. Imam memerintahkan ulama ini untuk membentuk Dewan Revolusi Islam. Selama masa perjuangan, Murtadha Muthahhari adalah penasehat terpercaya dan cerdik yang selalu mendampingi Imam Khomeini.
 
Dengan kemenangan Revolusi Islam, Muthahhari tentunya bakal memegang posisi kunci dalam pemerintahan Islam. Tapi takdir berkata lain. Musuh-musuh Islam tak membiarkan Revolusi Islam yang baru mencapai kemenangan ini memanfaatkan figur mulia seperti Muthahhari untuk memperkokoh pondasi pemerintahan Islam yang baru terbentuk.Ulama besar, pemikir ulung dan politikus bijak ini gugur syahid dalam sebuah aksi teror di malam hari awal bulan Mei 1979.Beliau ditembak mati sepulangnya dari majlis ilmiah dan politik.Pelakunya adalah anasir kelompok sesat yang menamakan diri kelompok Furqan. Syahid Mutahhari sebelumnya sudah memperingatkan rakyat Iran akan penyimpang ideologi kelompok ini. Dalam pernyataannya pasca syahidnya Mutahhari, Imam Khomeini menyebut tokoh besar yang juga murid beliau ini dengan sebutan ‘belahan jiwaku'. 

Tulisan dan pidato-pidato Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhariadalah buah dari pemikiran, telaah dan kerja keras pemikir dan ulama besar ini sepanjang hidupnya.Beliau meninggalkan banyak karya di berbagai bidang seperti teologi, filsafat, sejarah, sosial, hukum, akhlak dan psikologi.Salah satu hal yang selalu dikenang dari Muthahhari adalah jiwa keislaman, revolusi dan keilmuannya yang sulit ditemukan padanannya. 

Muthahhari membaca dengan baik kondisi zamannya.Dia memahami persoalan yang terjadi dan serbuan pemikiran asing ke tengah masyarakat Muslim.  Berbekal keluasan ilmu dan ketajaman pemikiran islami yang ada padanya, Muthahhari menjawab semua persoalan dan menyelesaikan isu-isu yang ditudingkan terhadap Islam.Ulama besar ini sangat peduli untuk membersihkan benak umat khususnya generasi muda dari pemikiran sesat dan menyimpang.  Di matanya, para pemuda adalah tunas yang di masa depan akan menjadi tulang punggung bagi kelangsungan perjuangan Islam. Tahun 1973 dalam sebuah catatannya, Muthahhari mengungkapkan, "Apa yang selama 20 tahun ini kulakukan dengan tulisanku adalah menjawab persoalan-persoalan menyangkut agama Islam di zaman ini."

Syahid Muthahhari saat menjelaskan tentang maraknya aksi bunuh diri, depreasi, kekurangajaran para pemuda, kelaparan, pencemaran lingkungan dan lainnya menyatakan bahwa salah satu masalah utama Barat adalah ketidakberagamaan masyarakat di sana. Muthahhari menulis, "Manusia di zaman ini memiliki ilmu tapi obat penawar bagi penyakitnya adalah keimanan.Ilmu tidak bisa membantu.Mereka hanya berbicara tentang ilmu untuk lari dari iman.Mereka ingin mengatasi masalah dengan ilmu tapi tak pernah bisa menyelesaikan masalah."
 
Lebih lanjut pemikir besar ini menjelaskan hubungan ilmu dan agama dengan mengatakan, "Ilmu dan agama bukan hanya tidak saling bertentangan tapi saling melengkapi.Jelas bahwa ilmu tidak bisa menggantikan iman dan iman juga tak bisa menggantikan posisi ilmu."Muthahhari menambahkan, "Ilmu menciptakan sarana sementara iman adalah tujuan.Ilmu adalah keindahan pemikiran sedang iman adalah keindahan perasaan.Ilmu membangun alam sementara iman membangun manusia.Ilmu revolusi eksternal, sedangkan iman revolusi internal.Ilmu memberi penerangan dan kemampuan sementara iman memberi harapan dan kehangatan. Ilmu memberi keamanan luar dan iman memberi ketenangan di dalam jiwa..."

Syahid Muthahhari mempunyai pembahasan yang mendalam tentang keadilan dalam Islam.Hal itulah yang diangkatnya sebagai tema filsafat sosial yang menjadi landasan utama bagi sistem politik Islam.Tak ada yang berhak mengabaikan prinsip ini. Muthahhari melandaskan pemikiran soal keadilan pada apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan Sunnah. Muthahhari menulis demikian;
 
"Sebagian orang beranggapan bahwa keadilan meniscayakan penyamaan semua orang dengan segala perbedaan potensi dan kemampuan yang ada pada mereka." Pemikir besar ini menolak anggapan tersebut dan mengingatkan akan perbedaan potensi dan keberhasilan manusia dalam mengaktualisasi potensi bawaan. Perbedaan itulah yang mestinya menjadi dasar perolehan hasil yang beda. Muthahhari mengatakan bahwa keadilan adalah memberikan kepada semua apa yang menjadi hak masing-masing.

Syahid Muthahhari mengenai pendidikan yang zaman dahulu menjadi perhatian para pemikir dan filsuf sepanjang sejarah.Menurutnya, pendidikan sangat erat kaitannya dengan masalah ketaqwaan, pensucian jiwa dan suluk keirfanan. Muthahhari mengatakan, pendidikan harus dilandasi pada lima hal. Dari kelima hal itu yang menempati urutan pertama adalah sisi pemikiran manusia.Pendidikan harus mengedepankan masalah pengembangan pemikiran.Selain itu, pendidikan harus mengupayakan aktualisasi potensi dan bakat alami. Muthahhari menambahkan bahwa dalam pendidikan yang benar keutamaan akhlak dan insani akan tumbuh dalam diri manusia. Dengan demikian ia akan terbiasa dengan kebaikan dan kemuliaan.
 
Dalam pandangan Syahid Muthahhari, pendidikan mesti mementingkan masalah ibadah.Islam  meyakini bahwa kesempurnaan manusia tercapai ketika ia sampai ke tahap ibadah. Lebih lanjut Muthahhari menyinggung tentang aturan sosial yang tidak benar, pendidikan yang dilandasi pada ancaman dan logika ketakutan khususnya di masa kanak-kanak, pemanjaan berlebihan, pengangguran, pemaksaan kerja fisik dan tekanan kejiwaan, goncangan akibat peristiwa yang terjadi dalam kehidupan atau rangsangan seksual lewat radio, televisi dan media cetak. Menurutnya semua itu merusak pendidikan manusia yang berdampak buruk pada terbentuknya kepribadian yang tak bergairah, kasar, pemarah, pemurung atau berdampak pada fisik yang cepat tua.

Dari dulu, salah satu topik yang diangkat Barat untuk menghujat Islam adalah masalah hijab atau jilbab.Bahkan tidak sedikit pemikir dan teoretis Barat yang terlibat langsung memerangi jilbab.Mereka mengklaim jilbab sebagai penghalang aktivitas kemasyarakatan perempuan.Mereka menuduh Islam sengaja memasung perempuan di dalam rumah. Syahid Muthahhari menolak pandangan itu dan menjelaskan bahwa jilbab adalah cara berpakaian yang menjamin keselamatan masyarakat dari penyakit moral bukan mencegah aktivitas kaum perempuan. 
 
Muthahhari mengatakan, "Jilbab tidak berarti memasung perempuan atau menghalanginya dari aktivitas kebudayaan, sosial dan ekonomi.Islam tidak demikian.Islam tidak melarang perempuan beraktivitas di luar rumah atau mencegahnya kegiatan belajar dan keilmuan.Bahkan Islam mewajibakn pengikutnya baik laki-laki maupun perempuan untuk menimba ilmu.Islam tak pernah mengharamkan kegiatan ekonomi tertentu terhadap perempuan.Islam tidak pernah memerintahkan perempuan untuk duduk menganggur. Menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan dua telapak tangan sama sekali tidak menghalangi perempuan untuk melakukan aktivitas budaya, sosial bahkan ekonomi. Yang melumpuhkan kekuatan sosial justeru lingkungan yang tercemar oleh syahwat."

Dalam dua bukunya berjudul ‘Hijab' dan ‘Nezam-e Hoquq-e Zan dar Islam' (Sistem Hukum Perempuan dalam Islam), Syahid Muthahhari menjelaskan pandangan Islam yang sebenarnya dalam masalah perempuan dan partisipasinya di tengah masyarakat.Beliau menyoal teori dan pandangan Barat yang cenderung melecehkan perempuan dan menistakan hak-hak kaum Hawa.Muthahhari menegaskan bahwa partisipasi terbaik wanita di tengah masyarakat mesti dilakukan dengan menjaga kesopanan berpakaian dan jilbab.Sebab, jilbab menjaga batas-batas kehormatan kaum perempuan dan melindungi masyarakat dari penyimpang moral.
 
Pandangan-pandangan Muthahhari yang dikuatkan dengan argumentasi kokoh dan bersumber dari ajaran Islam yang murni membuat majlis pidatonya selalu hidup dan diminati banyak orang.Imam Khomeini mengenai Muthahhari mengatakan, "Dalam kesucian jiwa, kekuatan iman dan kepiawaian berbicara jarang ada yang bisa menandingi Mutahhari.Dia telah pergi ke alam malakut yang tinggi.Tapi orang-orang yang keji itu harus tahu bahwa kepergian Muthahhari, kepribadian Islami, keilmuan dan filsafat tidanya akan akan sirna." 

Para psikolog mengatakan, jika ingin menggapai hal-hal yang besar atau mencapai ketenangan batin, engkau harus bisa keluar dari kenyamanan diri untuk bergerak ke arah kesuksesan. Sebagian orang mengatakan bahwa musibah besar akan melahirkan orang-orang yang besar.

Ayatullah Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu tokoh besar yang berhasil melahirkan perubahan besar di tengah masyarakat.Pada dua pembahasan yang lalu kita sudah berbicara tentang kehidupan ilmuan dan pemikir besar ini.

Di antara pekerjaan besar yang dilakukan oleh Ayatullah Syahid Muthahhari adalah menjelaskan kosmologi Islam yang sebenarnya lewat materi pelajaran, pidato dan tulisan. Mengenai pemikir yang syahid ini, Imam Khomeini mengatakan: "Muthahhari adalah sosok pakar Islam dan ilmuan al-Quran yang tak tertandingi… Seluruh karya tulis dan pidatonya sangat mendidik dan menentramkan jiwa, tanpa terkecuali.Melalui penanya yang indah mengalir dan pemikirannya yang dalam, dia telah menjelaskan berbagai permasalahan agama Islam dan hakikat filsafat dengan bahasa yang sederhana.Dia tampil menjadi pendidik di tengah masyarakat tanpa rasa gentar."

Ayatullah Murtadha Muthahhari adalah ulama Islam yang berilmu luas dan mendalam.Dia berjuang keras untuk menerangkan hakikat agama Ilahi ini dengan bahasa terkini di dunia modern. Sejak masa remaja, nur Ilahi sudah menerangi jalan hidupnya dan membawanya ke arah ilmu akan hakikat Islam. Dalam kaitan ini, Muthahhari mengatakan, "Seingatku, sejak usia 13 tahun, aku merasakan dorongan yang kuat di dalam jiwaku terhadap masalah ketuhanan." (Adl-e Elahi hal: 112)
 
Melalui kerja keras tanpa kenal lelah Muthahhari berhasil meraih kesempurnaan ilmu dan pemahaman akan ketuhanan. Keimanannyapun semakin kokoh.Muthahhari mengungkapkan, "Aku mendapatkan satu formula substansial dalam pemikiranku yang membantuku memecahkan banyak masalah terkait kosmologi.Berkat formula itu dan serangkaian masalah lainnya, aku mencapai keyakinan yang kuat.Aku bisa merasakan indahnya ilmu Islam, ajaran tauhid Qurani, Nahjul Balaghah, hadis, dan doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi Saw dan Ahlul Bait." (Adl-e Elahi hal: 112)

Setelah mengenal Islam, Muthahhari mewakafkan seluruh hidupnya untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat.Mengenai kondisi masyarakat di Iran sebelum Revolusi Islam, dia menuturkan, "Islam seperti agama yang asing dan tak dikenal.Hakikat-hakikat agama ini secara perlahan menjadi sasaran distorsi.Faktor utama yang membuat sebagian orang lari dari Islam adalah pengenalan agama ini yang tidak benar." (Majmueh Asar Juz: 1 hal: 38)
 
Sepanjang hidupnya Ayatullah Muthahhari tak pernah lelah dalam menjawab pertanyaan masyarakat tentang agama.Penjelasan yang disampaikannya dikemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah difahami, meski pembahasan itu berkenaan dengan masalah yang sangat mendalam.Kesederhanaan dalam penyampaian materi dan kemampuannya menjelaskan masalah yang sulit dengan bahasa yang mudah mengundang decak kagum banyak kalangan. 

Saat menjelaskan kebutuhan manusia kepada agama sesuai dengan tuntutan zaman,  Syahid Muthahhari membawakan permisalan yang menarik dan mengatakan, "Kapal yang hendak menjelajah samudera bebas dan melakukan perjalanan ke berbagai benua memerlukan beberapa hal seperti kompas sebagai penunjuk arah dan jangkar yang kuat untuk menyelamatkannya dari kemungkinan tenggalam. Selain itu, harus ada pengetahuan yang cukup terkait kondisi lautan yang dijelajah.Kita memandang Islam sebagai penunjuk arah dan jangkar yang menjaga kita dari kemungkinan tenggelam di tengah pasang naik dan pasang surut lautan kehidupan. Kita juga harus  mengenal kondisi setiap zaman sebagai tempat persinggahan di tengah jalan kehidupan yang selalu berganti. Dengan demikian, kita akan sampai ke tujuan dengan selamat."

Salah satu kelebihan yang ada pada diri Syahid Muthahhari adalah hubungannya yang erat dengan generasi muda.  Beliau menjalin hubungan yang akrab dengan para pemuda khususnya kalangan mahasiswa.Majlis pelajaran dan kelasnya selalu bergairah dan menarik.Menurut banyak muridnya, Syahid Muthahhari lebih banyak menelaah dan meneliti daripada menulis atau mengajar.Beliau hanya menyampaikan apa-apa yang diyakini secara mendalam. Di antara keistimewaan materi pelajaran yang disampaikan Muthahhari  adalah pembahasan selalu diawali dengan akar sejarah dari materi yang dibahas.

Dalam menerangkan Islam kepada masyarakat, Syahid Muthahhari tak melupakan kalangan belia dan anak-anak.Untuk mereka, beliau menulis kisah-kisah bijak dalam bentuk buku berjudul ‘Dastan-e Rastan'.Buku itu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kalangan bawah bahkan anak-anak.Kisah-kisahnya pun diambil dari kisah nyata, riwayat dan hadis.Kisah-kisah yang ada dalam buku itu mengajarkan kejujuran dan kebaikan kepada pembacanya.Untuk itu, orang dewasa pun memanfaatkan buku Dastan-e Rastan karya Syahid Muthahhari.
 
Manusia pemikir dan saleh akan lebih tunduk di hadapan keagungan Allah dibanding orang lain. Sebab, dia merasakan dan meyakini kebesaran Allah secara sadar.Syahid Muthahhari termasuk orang yang seperti itu.Untuk bisa tampil menjelaskan hakikat agama Islam, diperlukan jiwa yang besar dan tekad yang kokoh.Dia bisa mendapatkannya melalui jalur takwa dan kesalehan. Dengan tawakal kepada Allah, dia akan menemukan keberanian untuk menghadapi segala tekanan dan penentangan dalam rangka mengungkapkan hakikat kebenaran agama Islam melawan pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Muthahhari memerlukan itu.Untuk memperolehnya, setiap malam dia bangun untuk beribadah dan memohon bimbingan dari Allah Swt.

Sebelum tidur, Muthahhari selalu menyempatkan diri untuk membaca al-Quran. Dalam surat wasiat kepada putranya, dia menulis demikian, "Anakku yang tercinta! Sebisa mungkin jangan sampai engkau lewat satu hari kecuali dengan membaca minimal satu hizb dari al-Quran yang hanya memakan waktu lima menit. Hadiahkan pahalanya kepada Nabi Muhammad Saw, sebab dengan itu engkau akan mendapat berkah dari umurnya dan memperoleh keberhasilan, insya Allah."
 
Perangai dan perilaku Syahid Muthahhari terhadap masyarakat umum sangat layak untuk diteladani.Mengenai akhlak, ilmuan besar ini mengatakan, "Akhlak adalah hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan dan tabiat manusia.Akhlak adalah aturan yang harus diterapkan manusia pada naluri alamiahnya.Akhlak adalah aturan-aturan tentang hubungan manusia dengan dirinya.dasar dari akhlak adalah agar syahwat, amarah, khayalan dan bayangan tidak menguasai wujud manusia. sebab yang harus menguasai wujud manusia adalah akal. Jika akal yang berkuasa, maka dia akan memimpin manusia di jalan keadilan."

Diantara keistimewaan yang ada pada diri Syahid Muthahhari adalah keakrabannya dengan doa dan munajat. Doa dan munajat ibarat tangga yang membawa manusia kepada ketinggian alam malakut.  Doa, mendekatkan manusia kepada Allah. Karena itu, Nabi dan para wali Allah selalu mengkhususkan waktu mereka untuk berdoa dan bermunajat dengan Allah Swt. Mengenai kesan doa, Muthahhari mengatakan, "Ketika doa sudah tidak lagi sekedar gerakan lidah tapi sudah bergerak beriringan dengan hati sehingga membawa ruh ke arah ketinggian, saat itulah doa akan menghasilkan nuansa spiritualitas yang sangat agung. Seakan orang tenggelam di dalam lautan cahaya dan merasakan esensi kemanusiaannya yang mulia. Saat itulah dia akan menyadari betapa rendah dan kecilnya hal-hal remeh yang menyibukkan waktunya. Orang akan merasa hina dan kerdil ketika mengharap sesuatu dari selain Allah. Tapi ketika berharap dari Allah, dia akan merasa mulia."
 
Di setiap zaman, selalu ada figur-figur menonjol yang bak pelita menerangi perjalanan sejarah umat manusia dan mengarahkan mereka kepada cita-cita yang agung.  Ustadz, Ayatullah Murtadha Muthahhari adalah salah satu figur besar yang lahir di tengah umat Muhammad Saw dan contoh manusia mulia dan pemikir ulung dengan warisan karya-karyanya yang sangat berniali.Ayatullah al-Udzma Khamenei mengenai dasar pemikiran Syahid Muthahhari mengatakan, "Karya-karya Ustadz Muthahhari adalah landasan pemikiran pemerintahan Republik Islam.Dia adalah murid Imam Khomeini sesungguhnya yang jarang ditemukan padanannya.Dia adalah inti dari pemikiran-pemikiran Islam."

Ayatullah Syahid Murtadha Muthahhari adalah sosok pemikir dan ulama besar Islam yang menyinari umat dengan cahaya ketuhanan dan memerangi penyimpangan dan kesesatan.Dia adalah perancang besar masyarakat Muslim dan figur nyata dari seorang pemikir ulung yang mengenal zamannya.Karya-karya ulama yang syahid ini sangat menarik dan memaparkan isu-isu yang selalu aktual.
 
Buku Insan-e Kamel atau Manusia yang Sempurna adalah kumpulan 13 ceramah Ayatullah Muthahhari yang disampaikan pada tahun 1974. Kumpulan ceramah ini sengaja diberi nama manusia yang sempurna untuk menonjolkan sisi spiritualitas Islam. Sebab, saat itu muncul anggapan bahwa Islam hanya membicarakan soal sosial dan tidak banyak menaruh perhatian kepada masalah penempaan spiritualitas.

Dengan membawakan penjelasan Qurani tentang manusia, Muthahhari menolak pandangan sejumlah pemikir Barat yang menyebut manusia hanya mengikuti naluri seksualnya.Muthahhari menegaskan bahwa manusia memiliki tuntutan naluriah yang bermacam-macam.Pemikir Muslim ini juga membantah pemikiran Marxisme yang membatasi manusia sebagai wujud yang hanya mengejar kebutuhan hidup semata.Muthahhari mengatakan, "Tentang hakikat manusia, banyak yang meyakini bahwa manusia secara fitrah dan naluri adalah wujud yang mencari hakikat dan tercipta untuk mengetahui. Dengan demikian mereka berpandangan bahwa ilmu, seni, keindahan, etika, dan agama sebagai prinsip.."

Seperti biasa, Syahid Muthahhari menjelaskan pandangan Islam setelah terlebih dahulu mengkritisi berbagai pemikiran terkait.Penulis menegaskan bahwa manusia memulai perjalanannya dari posisi "kehewanan" ke arah "kemanusiaan" sampai meraih kesempurnaan. Proses ini selain terjadi pada individu juga terjadi pada tatanan sosial.  Ruh manusia terlahir lewat kelahiran jasmaninya lalu berkembang menuju kesempurnaan sampai mencapai kebebasannya.Ruh secara tertahap bergerak menuju kesempurnaan. Dengan proses ini kebergantungannya kepada unsur jasmani kian melemah sampai ruh mencapai kebebasan. Menurut pandangan Muthahhari, manusia yang sempurna adalah manusia yang berhasil mengembangkan seluruh nilai suci dalam bentuknya yang paling tinggi dengan penuh keseimbangan.

Menurut Muthahhari, unsur paling penting dalam membangun manusia yang sempurna adalah mengenal diri. Beliau menjelaskan, "Diri adalah apa yang disebut dengan Ruh Ilahi. Dengan mengenai diri manusia akan menyadari kemuliaan, kehormatan dan ketinggian dirinya sehingga tak akan menyerahkan diri kepada kerendahan dan kehinaan. Dia akan selalu mengejar kesucian. Dengan demikian, kesucian akhlak dan kemuliaan sosialnya akan menemukan makna."
 
Karya lain syahid Muthahhari adalah "Nubuwwat" atau kenabian yang merupakan kumpulan dari 14 ceramah dan perbicarangan dengan para mahassiwa. Metode pembahasan Nubuwwat adalah dengan memaparkan pandangan para teolog dan filsuf lalu menyampaikan kritik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait sebelum menjelaskan pandangan Islam.Muthahhari membagi pembahasan ke dalam empat topik; kenabian, wahyu, mukjizat dan al-Quran.Jika biasanya masalah tentang wahyu dan mukjizat tidak banyak dibicarakan, buku ini malah mengupasnya secara mendalam.

Mengenai Rasulullah sebagai nabi terakhir, Muthahhari menyatakan, "Di masa lalu, umat manusia yang belum matang secara pemikiran tidak mampu menerima penjelasan yang utuh tentang perjalanan hidup untuk melanjutkan perjalanan dengan panduan yang ada.Untuk itu, diperlukan bimbingan secara bertahap dan pengarahan yang selalu menyertainya. Tapi sejak risalah Nabi Muhammad Saw umat manusia sudah memiliki kemampuan untuk menerima program perjalanannya secara komprehensif..."

Perilaku, perangai dan tutur kata Nabi Muhammad Saw adalah pelajaran untuk membangun manusia. Seluruh keteladanan yang diberikan oleh Nabi Saw dalam istilah disebut "sirah" yang dipandang sebagai salah satu sumber otentik Islam. Dalam buku, "Menilik Sirah Nabawiyah" Syahid Muthahhari menjelaskan maksud dari penulisan buku ini dan menuturkan, "Mungkin kita salah dalam memperlakukan sirah Nabi Saw.Beberapa tahun yang lalu aku berpikir untuk menulis buku tentang sirah Nabi Saw.Untuk itu kukumpulkan banyak catatan terkait masalah ini.Tapi semakin lama aku merasa sedang memasuki lautan yang semakin dalam.Sama dengan kata-kata dan sabdanya yang mendalam, perilaku beliau juga sangat dalam, sehingga perbuatan beliau yang sangat kecilpun menjadi panutan untuk membuat aturan dan hukum.Perbuatan beliau sekecil apapun ibarat pelita yang menerangi jalan umat manusia hingga jarak yang sangat jauh."

Ayatullah Syahid Muthahhari juga menulis buku tentang Kitab Nahjul Balaghah yang berjudul ‘Seiri dar Nahjul Balagheh'.Mengenai buku ini, beliau mengatakan, "Nahjul Balaghah adalah kombinasi banyak alam; alam zuhud dan takwa, alam ibadah dan irfan, alam kepahlawanan dan keberanian."Nahjul Balaghah adalah buku karya Sayid Radhi yang tak pernah usang ditelan masa.  Buku ini adalah kumpulan pidato, surat dan kata-kata bijak dari Imam Ali bin Abi Thalib as.
 
Syahid Muthahhari dalam kitab "Kebangkitan dan Revolusi Imam Mahdi af" menyinggung tentang masyarakat ideal dan menyatakan, "Harapan akan kebangkitan dan revolusi al-Mahdi af adalah satu pandangan filosofis sosial yang besar dalam ajaran Islam. Cita-cita yang agung ini selain mengilhami akan pemikiran yang membuka jendela masa depan juga merupakan cermin yang tepat untuk mengenal cita-cita Islam. Harapan ini memiliki rukun dan anasir yang beragam, sebagian dilandasi filsafat dan pandangan global dan sebagian hanya pada lingkup parsial dari kosmologi Islam.Sebagian berlandaskan budaya dan pendidikan, sebagian politik, sebagian ekonomi, sebagian sosial, dan sebagian lainnya insani atau humanis alami."

Tak diragukan bahwa sosok pemikir agung dan ulama besar yang punya pengetahuan yang luas dalam beberapa disiplin keilmuan seperti Syahid Muthahhari tidak mungkin bisa diperkenalkan hanya dengan beberapa tulisan seperti ini. Hanya saja, apa yang sudah disampaikan terkait Syahid Muthahhari setidaknya bisa mengenalkan sedikit dari kebesaran sang syahid yang karya-karya pemikirannya menjadi warisan yang sangat bernilai bagi umat Islam bahkan umat manusia.[]

Tidak ada komentar: