Sepanjang sejarah selalu ada
manusia-manusia yang tidak peduli dengan kepentingan pribadi.Mereka mengerahkan
semua potensi dan mempersembahkan semua yang mereka miliki demi memerangi
kebodohan dan khurafat.Insan-insan relawan ini mengorbankan seluruh wujudnya
untuk menerangi umat dan masyarakatnya. Nama mereka pun akan selalu abadi
sepanjang sejarah. Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu di antaranya.
Tokoh pemikir besar Muslim dan ulama
dengan wawasan yang sangat luas ini menghadiahkan seluruh kehidupannya untuk
ilmu dan pencerahan.Tulisan-tulisan dan pidato-pidatonya bak pelita benderang
yang menerangi umat.Ada orang bijak yang mengatakan, "Dari jauh, Muthahhari
adalah filsuf, dari jarak menengah dia terlihat sebagai orang bijak dan arif,
sementara dari jarak dekat dia akan nampak sebagai sufi yang wujudnya
memancarkan hakikat."
Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari
lahir pada tanggal 3 Februari tahun 1920 di Fariman, Iran utara dalam sebuah
keluarga yang taat agama.Ketakwaan dan kesalehan lingkungan keluarga sangat
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya.Sejak kanak-kanak, Mutahhari sudah
tertarik kepada hal-hal yang bernilai kebajikan dan menghindari keburukan.
Melaksanakan shalat sudah menjadi kebiasaannya sejak usia tiga tahun. Semua itu
menjadi petunjuk akan masa depan cerah yang menantinya.
Murtadha Muthahhari sangat tertarik
kepada al-Quran dan ilmu-ilmu agama. Hal itulah mendorongnya masuk ke sekolah
agama, hauzah ilmiah di kota Mashad. Tahun 1937 setelah merampungkan jenjang
pendidikan ilmu-ilmu dasar hauzah, dia melanjutkan pendidikan ilmu agama di
kota Qom. Di kota ini, dia berguru kepada para ulama seperti Allamah
Thabathabai dan Imam Khomeini.
Kecerdasannya yang sangat tinggi
ditambah dengan ketekunannya dalam belajar membuatnya menjadi santri teladan.12
tahun lamanya dia berguru kepada Imam Khomeini di bidang akhlak, filsafat,
irfan, fikih dan ushul. Dengan cepat Muthahhari mencapai derajat ijtihad dan
dikenal sebagai salah satu ulama muda menonjol di kota Qom. Kemampuannya yang
tinggi dalam menjelaskan berbagai permasalahan ilmiah dengan bahasa yang mudah
membuat banyak santri yang memilih berguru kepadanya.
Tahun 1950, Muthahhari menikahi
putri salah seorang ulama terkenal di provinsi Khorasan.Kehidupannya yang
sangat sederhana di masa lajang berlanjut setelah pernikahan.Kondisi
perekonomian keluarga yang dibangunnya sangat sulit.Terkadang untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya, Muthahhari terpaksa menjual buku-bukunya atau meminjam
uang kepada teman dekatnya.Meski hidup sulit, namun rumah tangganya dipenuhi
oleh kasih sayang. Tahun 1952, Muthahhari berhijrah ke kota Tehran untuk
memperluas aktivitas keilmuan dan pemikirannya. Selain mengajar di hauzah
ilmiah dan sekolah tinggi agama Islam, dia juga rajin menulis buku dan artikel.
Muthahhari terlibat aktif dalam
perjuangan politik. Dia memainkan peran besar dan memobilisasi massa dalam
gerakan kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs (5 Juni 1963) yang memprotes penangkapan
Imam Khomeini. Muthahharipun ditangkap setelah menyampaikan pidato berapi-api
yang menentang rezim Shah.Sebulan kemudian, berkat tekanan rakyat, rezim
membebaskan para ulama pejuang termasuk Muthahhari.Lepas dari penjara, dia
memfokuskan kegiatannya untuk menulis dan berpidato di kampus dan
masjid-masjid.
Muthahhari juga dikenal sebagai
ulama yang berada di front terdepan dalam melawan pemikiran yang sesat dan
menyimpang. Perjuangannya bukan dengan senjata tapi dengan argumentasi dan
pemikiran yang logis.Tulisan maupun pidatonya sangat diminati oleh para
pendamba kebenaran khususnya kalangan muda dan mahasiswa.
Tahun 1969, Muthahhari kembali
ditangkap karena rezim menemukan selebaran dengan tandatangannya yang mengajak
masyarakat menggalang dana bantuan untuk para pengungsi Palestina. Dalam salah
satu pidatonya, Muthahhari mengatakan, "Jika hendak menghargai diri, ingin
mulia di sisi Allah dan RasulNya atau terhormat di mata bangsa-bangsa lain,
kita harus manghidupkan asas membantu kepada sesama. Apa yang akan dilakukan
Rasulullah jika hidup saat ini? Apa yang akan beliau pikirkan? Demi Allah, aku
bersumpah bahwa saat ini di makamnya yang suci, Nabi merasa tersiksa dengan
perlakuan kaum Yahudi. Siapa saja yang tidak menyampaikan hal ini berarti dia
berdosa. Demi Allah, jika tidak menyampaikan masalah ini aku dan semua
penceramah juga berdosa. Demi Allah, kita semua memikul tanggung jawab dalam
masalah Palestina..."
Salah satu pengabdian terbesar
Muthahhari adalah buah pemikirannya yang disampaikan kepada masyarakat umum
lewat tulisan, pelajaran dan pidato.Antara tahun 1972-1979 aktivitas Muthahhari
dalam membendung pemikiran sesat semakin memuncak seiring dengan meluasnya
kegiatan kubu-kubu kiri dan pemikiran menyimpang di Iran. Atas permintaan Imam
Khomeini, Muthahhari setiap minggu mengkhususnya dua hari untuk mengajar di
kota Qom. Tahun 1976, Muthahhari yang menjadi dosen di perguruan tinggi agama
Islam di Tehran dipensiunkan dini setelah terlibat konflik pemikiran dengan
salah seorang dosen yang berhaluan marxisme.Di masa-masa itulah Muthahhari
bersama beberapa ulama Tehran membentuk organisasi ulama bernama ‘Jameeh
Rohaniyat-e Mobarez-e Tehran'.
Sejak Imam Khomeini diasingkan ke
luar negeri, hubungan Muthahhari dengan gurunya itu hanya terjalin lewat surat
dan telpon. Namun pada tahun 1976, dia berhasil menemui Imam Khomeini di
pengasingan di kota Najaf Irak. Pertemuan itulah yang menghasilkan agenda baru
perjuangan rakyat Muslim Iran menentang rezim Shah. Sejak saat itu, Muthahhari
secara penuh berada di medan perjuangan. Ketika Imam hijrah ke Paris,
Muthahhari menemui beliau di sana. Imam memerintahkan ulama ini untuk membentuk
Dewan Revolusi Islam. Selama masa perjuangan, Murtadha Muthahhari adalah
penasehat terpercaya dan cerdik yang selalu mendampingi Imam Khomeini.
Dengan kemenangan Revolusi Islam,
Muthahhari tentunya bakal memegang posisi kunci dalam pemerintahan Islam. Tapi
takdir berkata lain. Musuh-musuh Islam tak membiarkan Revolusi Islam yang baru
mencapai kemenangan ini memanfaatkan figur mulia seperti Muthahhari untuk
memperkokoh pondasi pemerintahan Islam yang baru terbentuk.Ulama besar, pemikir
ulung dan politikus bijak ini gugur syahid dalam sebuah aksi teror di malam hari
awal bulan Mei 1979.Beliau ditembak mati sepulangnya dari majlis ilmiah dan
politik.Pelakunya adalah anasir kelompok sesat yang menamakan diri kelompok
Furqan. Syahid Mutahhari sebelumnya sudah memperingatkan rakyat Iran akan
penyimpang ideologi kelompok ini. Dalam pernyataannya pasca syahidnya
Mutahhari, Imam Khomeini menyebut tokoh besar yang juga murid beliau ini dengan
sebutan ‘belahan jiwaku'.
Tulisan dan
pidato-pidato Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhariadalah buah dari pemikiran,
telaah dan kerja keras pemikir dan ulama besar ini sepanjang hidupnya.Beliau
meninggalkan banyak karya di berbagai bidang seperti teologi, filsafat,
sejarah, sosial, hukum, akhlak dan psikologi.Salah satu hal yang selalu
dikenang dari Muthahhari adalah jiwa keislaman, revolusi dan keilmuannya yang
sulit ditemukan padanannya.
Muthahhari membaca
dengan baik kondisi zamannya.Dia memahami persoalan yang terjadi dan serbuan
pemikiran asing ke tengah masyarakat Muslim. Berbekal keluasan ilmu dan
ketajaman pemikiran islami yang ada padanya, Muthahhari menjawab semua
persoalan dan menyelesaikan isu-isu yang ditudingkan terhadap Islam.Ulama besar
ini sangat peduli untuk membersihkan benak umat khususnya generasi muda dari
pemikiran sesat dan menyimpang. Di matanya, para pemuda adalah tunas yang
di masa depan akan menjadi tulang punggung bagi kelangsungan perjuangan Islam.
Tahun 1973 dalam sebuah catatannya, Muthahhari mengungkapkan, "Apa yang
selama 20 tahun ini kulakukan dengan tulisanku adalah menjawab persoalan-persoalan
menyangkut agama Islam di zaman ini."
Syahid Muthahhari
saat menjelaskan tentang maraknya aksi bunuh diri, depreasi, kekurangajaran
para pemuda, kelaparan, pencemaran lingkungan dan lainnya menyatakan bahwa
salah satu masalah utama Barat adalah ketidakberagamaan masyarakat di sana.
Muthahhari menulis, "Manusia di zaman ini memiliki ilmu tapi obat penawar
bagi penyakitnya adalah keimanan.Ilmu tidak bisa membantu.Mereka hanya
berbicara tentang ilmu untuk lari dari iman.Mereka ingin mengatasi masalah
dengan ilmu tapi tak pernah bisa menyelesaikan masalah."
Lebih lanjut
pemikir besar ini menjelaskan hubungan ilmu dan agama dengan mengatakan,
"Ilmu dan agama bukan hanya tidak saling bertentangan tapi saling
melengkapi.Jelas bahwa ilmu tidak bisa menggantikan iman dan iman juga tak bisa
menggantikan posisi ilmu."Muthahhari menambahkan, "Ilmu menciptakan
sarana sementara iman adalah tujuan.Ilmu adalah keindahan pemikiran sedang iman
adalah keindahan perasaan.Ilmu membangun alam sementara iman membangun manusia.Ilmu
revolusi eksternal, sedangkan iman revolusi internal.Ilmu memberi penerangan
dan kemampuan sementara iman memberi harapan dan kehangatan. Ilmu memberi
keamanan luar dan iman memberi ketenangan di dalam jiwa..."
Syahid Muthahhari
mempunyai pembahasan yang mendalam tentang keadilan dalam Islam.Hal itulah yang
diangkatnya sebagai tema filsafat sosial yang menjadi landasan utama bagi
sistem politik Islam.Tak ada yang berhak mengabaikan prinsip ini. Muthahhari
melandaskan pemikiran soal keadilan pada apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan
Sunnah. Muthahhari menulis demikian;
"Sebagian
orang beranggapan bahwa keadilan meniscayakan penyamaan semua orang dengan
segala perbedaan potensi dan kemampuan yang ada pada mereka." Pemikir
besar ini menolak anggapan tersebut dan mengingatkan akan perbedaan potensi dan
keberhasilan manusia dalam mengaktualisasi potensi bawaan. Perbedaan itulah
yang mestinya menjadi dasar perolehan hasil yang beda. Muthahhari mengatakan
bahwa keadilan adalah memberikan kepada semua apa yang menjadi hak
masing-masing.
Syahid Muthahhari
mengenai pendidikan yang zaman dahulu menjadi perhatian para pemikir dan filsuf
sepanjang sejarah.Menurutnya, pendidikan sangat erat kaitannya dengan masalah
ketaqwaan, pensucian jiwa dan suluk keirfanan. Muthahhari mengatakan,
pendidikan harus dilandasi pada lima hal. Dari kelima hal itu yang menempati
urutan pertama adalah sisi pemikiran manusia.Pendidikan harus mengedepankan
masalah pengembangan pemikiran.Selain itu, pendidikan harus mengupayakan
aktualisasi potensi dan bakat alami. Muthahhari menambahkan bahwa dalam
pendidikan yang benar keutamaan akhlak dan insani akan tumbuh dalam diri
manusia. Dengan demikian ia akan terbiasa dengan kebaikan dan kemuliaan.
Dalam pandangan
Syahid Muthahhari, pendidikan mesti mementingkan masalah ibadah.Islam
meyakini bahwa kesempurnaan manusia tercapai ketika ia sampai ke tahap
ibadah. Lebih lanjut Muthahhari menyinggung tentang aturan sosial yang tidak
benar, pendidikan yang dilandasi pada ancaman dan logika ketakutan khususnya di
masa kanak-kanak, pemanjaan berlebihan, pengangguran, pemaksaan kerja fisik dan
tekanan kejiwaan, goncangan akibat peristiwa yang terjadi dalam kehidupan atau
rangsangan seksual lewat radio, televisi dan media cetak. Menurutnya semua itu
merusak pendidikan manusia yang berdampak buruk pada terbentuknya kepribadian
yang tak bergairah, kasar, pemarah, pemurung atau berdampak pada fisik yang
cepat tua.
Dari dulu, salah
satu topik yang diangkat Barat untuk menghujat Islam adalah masalah hijab atau
jilbab.Bahkan tidak sedikit pemikir dan teoretis Barat yang terlibat langsung
memerangi jilbab.Mereka mengklaim jilbab sebagai penghalang aktivitas
kemasyarakatan perempuan.Mereka menuduh Islam sengaja memasung perempuan di
dalam rumah. Syahid Muthahhari menolak pandangan itu dan menjelaskan bahwa
jilbab adalah cara berpakaian yang menjamin keselamatan masyarakat dari
penyakit moral bukan mencegah aktivitas kaum perempuan.
Muthahhari
mengatakan, "Jilbab tidak berarti memasung perempuan atau menghalanginya
dari aktivitas kebudayaan, sosial dan ekonomi.Islam tidak demikian.Islam tidak
melarang perempuan beraktivitas di luar rumah atau mencegahnya kegiatan belajar
dan keilmuan.Bahkan Islam mewajibakn pengikutnya baik laki-laki maupun perempuan
untuk menimba ilmu.Islam tak pernah mengharamkan kegiatan ekonomi tertentu
terhadap perempuan.Islam tidak pernah memerintahkan perempuan untuk duduk
menganggur. Menutup seluruh anggota badan kecuali wajah dan dua telapak tangan
sama sekali tidak menghalangi perempuan untuk melakukan aktivitas budaya,
sosial bahkan ekonomi. Yang melumpuhkan kekuatan sosial justeru lingkungan yang
tercemar oleh syahwat."
Dalam dua bukunya
berjudul ‘Hijab' dan ‘Nezam-e Hoquq-e Zan dar Islam' (Sistem Hukum Perempuan
dalam Islam), Syahid Muthahhari menjelaskan pandangan Islam yang sebenarnya
dalam masalah perempuan dan partisipasinya di tengah masyarakat.Beliau menyoal
teori dan pandangan Barat yang cenderung melecehkan perempuan dan menistakan
hak-hak kaum Hawa.Muthahhari menegaskan bahwa partisipasi terbaik wanita di
tengah masyarakat mesti dilakukan dengan menjaga kesopanan berpakaian dan
jilbab.Sebab, jilbab menjaga batas-batas kehormatan kaum perempuan dan
melindungi masyarakat dari penyimpang moral.
Pandangan-pandangan
Muthahhari yang dikuatkan dengan argumentasi kokoh dan bersumber dari ajaran
Islam yang murni membuat majlis pidatonya selalu hidup dan diminati banyak
orang.Imam Khomeini mengenai Muthahhari mengatakan, "Dalam kesucian jiwa,
kekuatan iman dan kepiawaian berbicara jarang ada yang bisa menandingi
Mutahhari.Dia telah pergi ke alam malakut yang tinggi.Tapi orang-orang yang
keji itu harus tahu bahwa kepergian Muthahhari, kepribadian Islami, keilmuan
dan filsafat tidanya akan akan sirna."
Para psikolog
mengatakan, jika ingin menggapai hal-hal yang besar atau mencapai ketenangan
batin, engkau harus bisa keluar dari kenyamanan diri untuk bergerak ke arah
kesuksesan. Sebagian orang mengatakan bahwa musibah besar akan melahirkan
orang-orang yang besar.
Ayatullah Syahid
Murtadha Muthahhari adalah salah satu tokoh besar yang berhasil melahirkan
perubahan besar di tengah masyarakat.Pada dua pembahasan yang lalu kita sudah
berbicara tentang kehidupan ilmuan dan pemikir besar ini.
Di antara pekerjaan
besar yang dilakukan oleh Ayatullah Syahid Muthahhari adalah menjelaskan
kosmologi Islam yang sebenarnya lewat materi pelajaran, pidato dan tulisan.
Mengenai pemikir yang syahid ini, Imam Khomeini mengatakan:
"Muthahhari
adalah sosok pakar Islam dan ilmuan al-Quran yang tak tertandingi… Seluruh
karya tulis dan pidatonya sangat mendidik dan menentramkan jiwa, tanpa
terkecuali.Melalui penanya yang indah mengalir dan pemikirannya yang dalam, dia
telah menjelaskan berbagai permasalahan agama Islam dan hakikat filsafat dengan
bahasa yang sederhana.Dia tampil menjadi pendidik di tengah masyarakat tanpa
rasa gentar."
Ayatullah Murtadha
Muthahhari adalah ulama Islam yang berilmu luas dan mendalam.Dia berjuang keras
untuk menerangkan hakikat agama Ilahi ini dengan bahasa terkini di dunia
modern. Sejak masa remaja, nur Ilahi sudah menerangi jalan hidupnya dan
membawanya ke arah ilmu akan hakikat Islam. Dalam kaitan ini, Muthahhari
mengatakan, "Seingatku, sejak usia 13 tahun, aku merasakan dorongan yang
kuat di dalam jiwaku terhadap masalah ketuhanan." (Adl-e Elahi hal: 112)
Melalui kerja keras
tanpa kenal lelah Muthahhari berhasil meraih kesempurnaan ilmu dan pemahaman
akan ketuhanan. Keimanannyapun semakin kokoh.Muthahhari mengungkapkan,
"Aku mendapatkan satu formula substansial dalam pemikiranku yang
membantuku memecahkan banyak masalah terkait kosmologi.Berkat formula itu dan
serangkaian masalah lainnya, aku mencapai keyakinan yang kuat.Aku bisa
merasakan indahnya ilmu Islam, ajaran tauhid Qurani, Nahjul Balaghah, hadis,
dan doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi Saw dan Ahlul Bait." (Adl-e Elahi
hal: 112)
Setelah mengenal
Islam, Muthahhari mewakafkan seluruh hidupnya untuk mengenalkan Islam kepada
masyarakat.Mengenai kondisi masyarakat di Iran sebelum Revolusi Islam, dia
menuturkan, "Islam seperti agama yang asing dan tak
dikenal.Hakikat-hakikat agama ini secara perlahan menjadi sasaran
distorsi.Faktor utama yang membuat sebagian orang lari dari Islam adalah
pengenalan agama ini yang tidak benar." (Majmueh Asar Juz: 1 hal: 38)
Sepanjang hidupnya
Ayatullah Muthahhari tak pernah lelah dalam menjawab pertanyaan masyarakat
tentang agama.Penjelasan yang disampaikannya dikemas dengan bahasa yang
sederhana dan mudah difahami, meski pembahasan itu berkenaan dengan masalah
yang sangat mendalam.Kesederhanaan dalam penyampaian materi dan kemampuannya
menjelaskan masalah yang sulit dengan bahasa yang mudah mengundang decak kagum
banyak kalangan.
Saat menjelaskan
kebutuhan manusia kepada agama sesuai dengan tuntutan zaman, Syahid
Muthahhari membawakan permisalan yang menarik dan mengatakan, "Kapal yang
hendak menjelajah samudera bebas dan melakukan perjalanan ke berbagai benua
memerlukan beberapa hal seperti kompas sebagai penunjuk arah dan jangkar yang
kuat untuk menyelamatkannya dari kemungkinan tenggalam. Selain itu, harus ada
pengetahuan yang cukup terkait kondisi lautan yang dijelajah.Kita memandang
Islam sebagai penunjuk arah dan jangkar yang menjaga kita dari kemungkinan
tenggelam di tengah pasang naik dan pasang surut lautan kehidupan. Kita juga
harus mengenal kondisi setiap zaman sebagai tempat persinggahan di tengah
jalan kehidupan yang selalu berganti. Dengan demikian, kita akan sampai ke
tujuan dengan selamat."
Salah satu
kelebihan yang ada pada diri Syahid Muthahhari adalah hubungannya yang erat
dengan generasi muda. Beliau menjalin hubungan yang akrab dengan para
pemuda khususnya kalangan mahasiswa.Majlis pelajaran dan kelasnya selalu
bergairah dan menarik.Menurut banyak muridnya, Syahid Muthahhari lebih banyak
menelaah dan meneliti daripada menulis atau mengajar.Beliau hanya menyampaikan
apa-apa yang diyakini secara mendalam. Di antara keistimewaan materi pelajaran
yang disampaikan Muthahhari adalah pembahasan selalu diawali dengan akar
sejarah dari materi yang dibahas.
Dalam menerangkan
Islam kepada masyarakat, Syahid Muthahhari tak melupakan kalangan belia dan
anak-anak.Untuk mereka, beliau menulis kisah-kisah bijak dalam bentuk buku
berjudul ‘Dastan-e Rastan'.Buku itu menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
kalangan bawah bahkan anak-anak.Kisah-kisahnya pun diambil dari kisah nyata,
riwayat dan hadis.Kisah-kisah yang ada dalam buku itu mengajarkan kejujuran dan
kebaikan kepada pembacanya.Untuk itu, orang dewasa pun memanfaatkan buku
Dastan-e Rastan karya Syahid Muthahhari.
Manusia pemikir dan
saleh akan lebih tunduk di hadapan keagungan Allah dibanding orang lain. Sebab,
dia merasakan dan meyakini kebesaran Allah secara sadar.Syahid Muthahhari
termasuk orang yang seperti itu.Untuk bisa tampil menjelaskan hakikat agama
Islam, diperlukan jiwa yang besar dan tekad yang kokoh.Dia bisa mendapatkannya
melalui jalur takwa dan kesalehan. Dengan tawakal kepada Allah, dia akan
menemukan keberanian untuk menghadapi segala tekanan dan penentangan dalam
rangka mengungkapkan hakikat kebenaran agama Islam melawan pemikiran-pemikiran
yang menyimpang. Muthahhari memerlukan itu.Untuk memperolehnya, setiap malam
dia bangun untuk beribadah dan memohon bimbingan dari Allah Swt.
Sebelum tidur,
Muthahhari selalu menyempatkan diri untuk membaca al-Quran. Dalam surat wasiat
kepada putranya, dia menulis demikian, "Anakku yang tercinta! Sebisa
mungkin jangan sampai engkau lewat satu hari kecuali dengan membaca minimal
satu hizb dari al-Quran yang hanya memakan waktu lima menit. Hadiahkan
pahalanya kepada Nabi Muhammad Saw, sebab dengan itu engkau akan mendapat
berkah dari umurnya dan memperoleh keberhasilan, insya Allah."
Perangai dan
perilaku Syahid Muthahhari terhadap masyarakat umum sangat layak untuk
diteladani.Mengenai akhlak, ilmuan besar ini mengatakan, "Akhlak adalah
hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan dan tabiat manusia.Akhlak adalah
aturan yang harus diterapkan manusia pada naluri alamiahnya.Akhlak adalah
aturan-aturan tentang hubungan manusia dengan dirinya.dasar dari akhlak adalah
agar syahwat, amarah, khayalan dan bayangan tidak menguasai wujud manusia.
sebab yang harus menguasai wujud manusia adalah akal. Jika akal yang berkuasa,
maka dia akan memimpin manusia di jalan keadilan."
Diantara
keistimewaan yang ada pada diri Syahid Muthahhari adalah keakrabannya dengan
doa dan munajat. Doa dan munajat ibarat tangga yang membawa manusia kepada
ketinggian alam malakut. Doa, mendekatkan manusia kepada Allah. Karena
itu, Nabi dan para wali Allah selalu mengkhususkan waktu mereka untuk berdoa
dan bermunajat dengan Allah Swt. Mengenai kesan doa, Muthahhari mengatakan,
"Ketika doa sudah tidak lagi sekedar gerakan lidah tapi sudah bergerak
beriringan dengan hati sehingga membawa ruh ke arah ketinggian, saat itulah doa
akan menghasilkan nuansa spiritualitas yang sangat agung. Seakan orang
tenggelam di dalam lautan cahaya dan merasakan esensi kemanusiaannya yang
mulia. Saat itulah dia akan menyadari betapa rendah dan kecilnya hal-hal remeh
yang menyibukkan waktunya. Orang akan merasa hina dan kerdil ketika mengharap
sesuatu dari selain Allah. Tapi ketika berharap dari Allah, dia akan merasa
mulia."
Di setiap zaman,
selalu ada figur-figur menonjol yang bak pelita menerangi perjalanan sejarah
umat manusia dan mengarahkan mereka kepada cita-cita yang agung. Ustadz,
Ayatullah Murtadha Muthahhari adalah salah satu figur besar yang lahir di
tengah umat Muhammad Saw dan contoh manusia mulia dan pemikir ulung dengan
warisan karya-karyanya yang sangat berniali.Ayatullah al-Udzma Khamenei
mengenai dasar pemikiran Syahid Muthahhari mengatakan, "Karya-karya Ustadz
Muthahhari adalah landasan pemikiran pemerintahan Republik Islam.Dia adalah
murid Imam Khomeini sesungguhnya yang jarang ditemukan padanannya.Dia adalah
inti dari pemikiran-pemikiran Islam."
Ayatullah Syahid
Murtadha Muthahhari adalah sosok pemikir dan ulama besar Islam yang menyinari
umat dengan cahaya ketuhanan dan memerangi penyimpangan dan kesesatan.Dia
adalah perancang besar masyarakat Muslim dan figur nyata dari seorang pemikir
ulung yang mengenal zamannya.Karya-karya ulama yang syahid ini sangat menarik
dan memaparkan isu-isu yang selalu aktual.
Buku Insan-e Kamel
atau Manusia yang Sempurna adalah kumpulan 13 ceramah Ayatullah Muthahhari yang
disampaikan pada tahun 1974. Kumpulan ceramah ini sengaja diberi nama manusia
yang sempurna untuk menonjolkan sisi spiritualitas Islam. Sebab, saat itu
muncul anggapan bahwa Islam hanya membicarakan soal sosial dan tidak banyak
menaruh perhatian kepada masalah penempaan spiritualitas.
Dengan membawakan
penjelasan Qurani tentang manusia, Muthahhari menolak pandangan sejumlah
pemikir Barat yang menyebut manusia hanya mengikuti naluri
seksualnya.Muthahhari menegaskan bahwa manusia memiliki tuntutan naluriah yang
bermacam-macam.Pemikir Muslim ini juga membantah pemikiran Marxisme yang
membatasi manusia sebagai wujud yang hanya mengejar kebutuhan hidup
semata.Muthahhari mengatakan, "Tentang hakikat manusia, banyak yang
meyakini bahwa manusia secara fitrah dan naluri adalah wujud yang mencari
hakikat dan tercipta untuk mengetahui. Dengan demikian mereka berpandangan
bahwa ilmu, seni, keindahan, etika, dan agama sebagai prinsip.."
Seperti biasa,
Syahid Muthahhari menjelaskan pandangan Islam setelah terlebih dahulu
mengkritisi berbagai pemikiran terkait.Penulis menegaskan bahwa manusia memulai
perjalanannya dari posisi "kehewanan" ke arah "kemanusiaan"
sampai meraih kesempurnaan. Proses ini selain terjadi pada individu juga
terjadi pada tatanan sosial. Ruh manusia terlahir lewat kelahiran
jasmaninya lalu berkembang menuju kesempurnaan sampai mencapai kebebasannya.Ruh
secara tertahap bergerak menuju kesempurnaan. Dengan proses ini
kebergantungannya kepada unsur jasmani kian melemah sampai ruh mencapai
kebebasan. Menurut pandangan Muthahhari, manusia yang sempurna adalah manusia
yang berhasil mengembangkan seluruh nilai suci dalam bentuknya yang paling
tinggi dengan penuh keseimbangan.
Menurut Muthahhari,
unsur paling penting dalam membangun manusia yang sempurna adalah mengenal
diri. Beliau menjelaskan, "Diri adalah apa yang disebut dengan Ruh Ilahi.
Dengan mengenai diri manusia akan menyadari kemuliaan, kehormatan dan
ketinggian dirinya sehingga tak akan menyerahkan diri kepada kerendahan dan
kehinaan. Dia akan selalu mengejar kesucian. Dengan demikian, kesucian akhlak
dan kemuliaan sosialnya akan menemukan makna."
Karya lain syahid
Muthahhari adalah "Nubuwwat" atau kenabian yang merupakan kumpulan
dari 14 ceramah dan perbicarangan dengan para mahassiwa. Metode pembahasan
Nubuwwat adalah dengan memaparkan pandangan para teolog dan filsuf lalu
menyampaikan kritik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait sebelum
menjelaskan pandangan Islam.Muthahhari membagi pembahasan ke dalam empat topik;
kenabian, wahyu, mukjizat dan al-Quran.Jika biasanya masalah tentang wahyu dan
mukjizat tidak banyak dibicarakan, buku ini malah mengupasnya secara mendalam.
Mengenai Rasulullah
sebagai nabi terakhir, Muthahhari menyatakan, "Di masa lalu, umat manusia
yang belum matang secara pemikiran tidak mampu menerima penjelasan yang utuh
tentang perjalanan hidup untuk melanjutkan perjalanan dengan panduan yang
ada.Untuk itu, diperlukan bimbingan secara bertahap dan pengarahan yang selalu
menyertainya. Tapi sejak risalah Nabi Muhammad Saw umat manusia sudah memiliki
kemampuan untuk menerima program perjalanannya secara komprehensif..."
Perilaku, perangai
dan tutur kata Nabi Muhammad Saw adalah pelajaran untuk membangun manusia.
Seluruh keteladanan yang diberikan oleh Nabi Saw dalam istilah disebut
"sirah" yang dipandang sebagai salah satu sumber otentik Islam. Dalam
buku, "Menilik Sirah Nabawiyah" Syahid Muthahhari menjelaskan maksud
dari penulisan buku ini dan menuturkan, "Mungkin kita salah dalam
memperlakukan sirah Nabi Saw.Beberapa tahun yang lalu aku berpikir untuk
menulis buku tentang sirah Nabi Saw.Untuk itu kukumpulkan banyak catatan
terkait masalah ini.Tapi semakin lama aku merasa sedang memasuki lautan yang
semakin dalam.Sama dengan kata-kata dan sabdanya yang mendalam, perilaku beliau
juga sangat dalam, sehingga perbuatan beliau yang sangat kecilpun menjadi
panutan untuk membuat aturan dan hukum.Perbuatan beliau sekecil apapun ibarat
pelita yang menerangi jalan umat manusia hingga jarak yang sangat jauh."
Ayatullah Syahid
Muthahhari juga menulis buku tentang Kitab Nahjul Balaghah yang berjudul ‘Seiri
dar Nahjul Balagheh'.Mengenai buku ini, beliau mengatakan, "Nahjul
Balaghah adalah kombinasi banyak alam; alam zuhud dan takwa, alam ibadah dan
irfan, alam kepahlawanan dan keberanian."Nahjul Balaghah adalah buku karya
Sayid Radhi yang tak pernah usang ditelan masa. Buku ini adalah kumpulan
pidato, surat dan kata-kata bijak dari Imam Ali bin Abi Thalib as.
Syahid Muthahhari
dalam kitab "Kebangkitan dan Revolusi Imam Mahdi af" menyinggung
tentang masyarakat ideal dan menyatakan, "Harapan akan kebangkitan dan
revolusi al-Mahdi af adalah satu pandangan filosofis sosial yang besar dalam
ajaran Islam. Cita-cita yang agung ini selain mengilhami akan pemikiran yang
membuka jendela masa depan juga merupakan cermin yang tepat untuk mengenal
cita-cita Islam. Harapan ini memiliki rukun dan anasir yang beragam, sebagian
dilandasi filsafat dan pandangan global dan sebagian hanya pada lingkup parsial
dari kosmologi Islam.Sebagian berlandaskan budaya dan pendidikan, sebagian
politik, sebagian ekonomi, sebagian sosial, dan sebagian lainnya insani atau
humanis alami."
Tak diragukan bahwa
sosok pemikir agung dan ulama besar yang punya pengetahuan yang luas dalam
beberapa disiplin keilmuan seperti Syahid Muthahhari tidak mungkin bisa
diperkenalkan hanya dengan beberapa tulisan seperti ini. Hanya saja, apa yang
sudah disampaikan terkait Syahid Muthahhari setidaknya bisa mengenalkan sedikit
dari kebesaran sang syahid yang karya-karya pemikirannya menjadi warisan yang
sangat bernilai bagi umat Islam bahkan umat manusia.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar