Hadis
Ghadir Khum yang menunjukkan kepemimpinan Imam Ali adalah salah satu hadis
shahih yang sering dijadikan hujjah oleh kaum Syiah dan ditolak oleh kaum
Sunni. Kebanyakan mereka yang mengingkari hadis ini membuat takwilan-takwilan
agar bisa disesuaikan dengan keyakinan mahzabnya. Padahal Imam Ali sendiri
mengakui kalau hadis ini adalah hujjah bagi kepemimpinan Beliau.
Hal ini terbukti dalam riwayat-riwayat yang shahih dimana Imam Ali ketika menjadi khalifah mengumpulkan orang-orang di tanah lapang dan berbicara meminta kesaksian soal hadis Ghadir Khum.
Hal ini terbukti dalam riwayat-riwayat yang shahih dimana Imam Ali ketika menjadi khalifah mengumpulkan orang-orang di tanah lapang dan berbicara meminta kesaksian soal hadis Ghadir Khum.
عن سعيد بن وهب وعن زيد بن يثيع قالا نشد
على الناس في الرحبة من سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول يوم غدير خم الا
قام قال فقام من قبل سعيد ستة ومن قبل زيد ستة فشهدوا انهم سمعوا رسول الله صلى
الله عليه و سلم يقول لعلي رضي الله عنه يوم غدير خم أليس الله أولى بالمؤمنين
قالوا بلى قال اللهم من كنت مولاه فعلي مولاه اللهم وال من والاه وعاد من عاداه
Dari
Sa’id bin Wahb dan Zaid bin Yutsai’ keduanya berkata “Ali pernah meminta
kesaksian orang-orang di tanah lapang “Siapa yang telah mendengar Rasulullah
SAW bersabda pada hari Ghadir Khum maka berdirilah?. Enam orang dari arah Sa’id
pun berdiri dan enam orang lainnya dari arah Za’id juga berdiri. Mereka
bersaksi bahwa sesungguhnya mereka pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda
kepada Ali di Ghadir Khum “Bukankah Allah lebih berhak terhadap kaum mukminin”.
Mereka menjawab “benar”. Beliau bersabda “Ya Allah
barangsiapa yang aku menjadi pemimpinnya maka Ali pun menjadi pemimpinnya,
dukunglah orang yang mendukung Ali dan musuhilah orang yang memusuhinya”.
[Musnad Ahmad 1/118 no 950 dinyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir]
Sebagian orang membuat takwilan batil bahwa kata mawla dalam hadis Ghadir Khum bukan menunjukkan kepemimpinan tetapi menunjukkan persahabatan atau yang dicintai, takwilan ini hanyalah dibuat-buat. Jika memang menunjukkan persahabatan atau yang dicintai maka mengapa ada sahabat Nabi yang merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya ketika mendengar kata-kata Imam Ali di atas. Adanya keraguan di hati seorang sahabat Nabi menyiratkan bahwa Imam Ali mengakui hadis ini sebagai hujjah kepemimpinan. Maka dari itu sahabat tersebut merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya karena hujjah hadis tersebut memberatkan kepemimpinan ketiga khalifah sebelumnya. Sungguh tidak mungkin ada keraguan di hati sahabat Nabi kalau hadis tersebut menunjukkan persahabatan atau yang dicintai.
عن أبي الطفيل قال جمع علي رضي الله
تعالى عنه الناس في الرحبة ثم قال لهم أنشد الله كل امرئ مسلم سمع رسول الله صلى
الله عليه و سلم يقول يوم غدير خم ما سمع لما قام فقام ثلاثون من الناس وقال أبو
نعيم فقام ناس كثير فشهدوا حين أخذه بيده فقال للناس أتعلمون انى أولى بالمؤمنين
من أنفسهم قالوا نعم يا رسول الله قال من كنت مولاه فهذا مولاه اللهم وال من والاه
وعاد من عاداه قال فخرجت وكأن في نفسي شيئا فلقيت زيد بن أرقم فقلت له انى سمعت
عليا رضي الله تعالى عنه يقول كذا وكذا قال فما تنكر قد سمعت رسول الله صلى الله
عليه و سلم يقول ذلك له
Dari
Abu Thufail yang berkata “Ali mengumpulkan orang-orang
di tanah lapang dan berkata “Aku meminta dengan nama Allah agar setiap
muslim yang mendengar Rasulullah SAW bersabda di Ghadir khum terhadap apa yang
telah didengarnya. Ketika ia berdiri maka berdirilah tigapuluh orang dari
mereka. Abu Nu’aim berkata “kemudian berdirilah banyak orang dan memberi
kesaksian yaitu ketika Rasulullah SAW memegang tangannya (Ali) dan bersabda
kepada manusia “Bukankah kalian mengetahui bahwa saya lebih berhak atas kaum
mu’min lebih dari diri mereka sendiri”. Para sahabat menjawab “benar ya
Rasulullah”. Beliau bersabda “barang siapa yang
menjadikan Aku sebagai pemimpinnya maka Ali pun adalah pemimpinnya
dukunglah orang yang mendukungnya dan musuhilah orang yang memusuhinya. Abu
Thufail berkata “ketika itu muncul sesuatu yang mengganjal dalam hatiku maka
aku pun menemui Zaid bin Arqam dan berkata kepadanya “sesungguhnya aku
mendengar Ali RA berkata begini begitu, Zaid berkata “Apa yang patut diingkari,
aku mendengar Rasulullah SAW berkata seperti itu tentangnya”.[Musnad Ahmad
4/370 no 19321 dengan sanad yang shahih seperti yang dikatakan Syaikh Syu’aib
Al Arnauth dan Tahdzib Khasa’is An Nasa’i no 88 dishahihkan oleh Syaikh Abu
Ishaq Al Huwaini]
Kata mawla dalam hadis ini sama halnya dengan kata waliy yang berarti pemimpin, kata waly biasa dipakai oleh sahabat untuk menunjukkan kepemimpinan seperti yang dikatakan Abu Bakar dalam khutbahnya. Inilah salah satu hadis Ghadir Khum dengan lafaz Waly.
عن
سعيد بن وهب قال قال علي في الرحبة أنشد بالله من سمع رسول الله يوم غدير خم يقول
إن الله ورسوله ولي المؤمنين ومن كنت وليه فهذا وليه اللهم وال من والاه وعاد من
عاداه وأنصر من نصره
Dari
Sa’id bin Wahb yang berkata “Ali berkata di tanah lapang aku meminta dengan
nama Allah siapa yang mendengar Rasulullah SAW pada hari Ghadir Khum berkata
“Allah dan RasulNya adalah pemimpin bagi kaum mukminin dan siapa yang menganggap aku sebagai pemimpinnya maka ini (Ali)
menjadi pemimpinnya dukunglah orang yang mendukungnya dan musuhilah
orang yang memusuhinya dan jayakanlah orang yang menjayakannya. [Tahdzib
Khasa’is An Nasa’i no 93 dishahihkan oleh Syaikh Abu Ishaq Al Huwaini].
Dan
perhatikan khutbah Abu Bakar ketika ia selesai dibaiat, ia menggunakan kata
Waly untuk menunjukkan kepemimpinannya. Inilah khutbah Abu Bakar
قال أما بعد أيها الناس فأني قد وليت عليكم ولست بخيركم فان أحسنت فأعينوني وإن أسأت
فقوموني الصدق أمانة والكذب خيانة والضعيف فيكم قوي عندي حتى أرجع عليه حقه إن شاء
الله والقوي فيكم ضعيف حتى آخذ الحق منه إن شاء الله لا يدع قوم الجهاد في سبيل الله
إلا خذلهم الله بالذل ولا تشيع الفاحشة في قوم إلا عمهم الله بالبلاء أطيعوني ما
أطعت الله ورسوله فاذا عصيت الله ورسوله فلا طاعة لي عليكم قوموا الى صلاتكم
يرحمكم الله
Ia
berkata “Amma ba’du, wahai manusia sekalian sesungguhnya
aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian dan bukanlah aku yang
terbaik diantara kalian maka jika berbuat kebaikan bantulah aku. Jika aku
bertindak keliru maka luruskanlah aku, kejujuran adalah amanah dan kedustaan
adalah khianat. Orang yang lemah diantara kalian ia kuanggap kuat hingga aku
mengembalikan haknya kepadanya jika Allah menghendaki. Sebaliknya yang kuat
diantara kalian aku anggap lemah hingga aku mengambil darinya hak milik orang
lain yang diambilnya jika Allah mengehendaki. Tidaklah suatu kaum meninggalkan
jihad di jalan Allah kecuali Allah timpakan kehinaan dan tidaklah kekejian
tersebar di suatu kaum kecuali adzab Allah ditimpakan kepada kaum tersebut.
Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak
mentaati Allah dan RasulNya maka tiada kewajiban untuk taat kepadaku. Sekarang
berdirilah untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian. [Sirah
Ibnu Hisyam 4/413-414 tahqiq Hammam Sa’id dan Muhammad Abu Suailik, dinukil
Ibnu Katsir dalam Al Bidayah 5/269 dan 6/333 dimana beliau menshahihkannya].
Terakhir
kami akan menanggapi syubhat paling lemah soal hadis Ghadir Khum yaitu takwilan
kalau hadis ini diucapkan untuk meredakan orang-orang yang merendahkan atau
tidak suka kepada Imam Ali perihal pembagian rampasan di Yaman. Silakan
perhatikan hadis Ghadir Khum yang disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada banyak
orang, tidak ada di sana disebutkan perihal orang-orang yang merendahkan
atau mencaci Imam Ali. Kalau memang hadis ghadir khum diucapkan Rasulullah
SAW untuk menepis cacian orang-orang terhadap Imam Ali maka Rasulullah SAW
pasti akan menjelaskan duduk perkara rampasan di Yaman itu, atau menunjukkan
kecaman Beliau kepada mereka yang mencaci Ali. Tetapi kenyataannya dalam lafaz
hadis Ghadir Khum tidak ada yang seperti itu, yang ada malah Rasulullah
meninggalkan wasiat bahwa seolah Beliau SAW akan dipanggil ke rahmatullah,
wasiat tersebut berkaitan dengan kepemimpinan Imam Ali dan berpegang teguh pada
Al Qur’an dan ithrati Ahlul Bait. Sungguh betapa jauhnya lafaz hadis
tersebut dari syubhat para pengingkar.
Hadis
yang dijadikan hujjah oleh penyebar syubhat ini adalah hadis Buraidah ketika ia
menceritakan soal para sahabat yang merendahkan Imam Ali. Hadis tersebut bukan
diucapkan di Ghadir Khum dan tentu saja Rasulullah SAW akan marah kepada
sahabat yang menjelekkan Imam Ali karena Imam Ali adalah pemimpin setiap
mukmin (semua sahabat Nabi) sepeninggal Nabi SAW . Disini Rasulullah SAW
mengingatkan Buraidah dan sahabat lain yang ikut di Yaman agar berhenti dari
sikap mereka karena Imam Ali adalah pemimpin bagi setiap mukmin sepeninggal
Nabi SAW.
عن عبد الله بن بريدة عن أبيه بريدة قال
بعث رسول الله صلى الله عليه و سلم بعثين إلى اليمن على أحدهما علي بن أبي طالب
وعلى الآخر خالد بن الوليد فقال إذا التقيتم فعلي على الناس وان افترقتما فكل واحد
منكما على جنده قال فلقينا بنى زيد من أهل اليمن فاقتتلنا فظهر المسلمون على
المشركين فقتلنا المقاتلة وسبينا الذرية فاصطفى علي امرأة من السبي لنفسه قال
بريدة فكتب معي خالد بن الوليد إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم يخبره بذلك فلما
أتيت النبي صلى الله عليه و سلم دفعت الكتاب فقرئ عليه فرأيت الغضب في وجه رسول
الله صلى الله عليه و سلم فقلت يا رسول الله هذا مكان العائذ بعثتني مع رجل
وأمرتني ان أطيعه ففعلت ما أرسلت به فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم لا تقع في
علي فإنه منى وأنا منه وهو وليكم بعدي وانه منى وأنا منه
وهو وليكم بعدي
Dari
Abdullah bin Buraidah dari ayahnya Buraidah yang berkata “Rasulullah SAW
mengirim dua utusan ke Yaman, salah satunya dipimpin Ali bin Abi Thalib dan
yang lainnya dipimpin Khalid bin Walid. Beliau SAW bersabda “bila kalian
bertemu maka yang jadi pemimpin adalah Ali dan bila kalian berpisah maka
masing-masing dari kalian memimpin pasukannya. Buraidah berkata “kami bertemu
dengan bani Zaid dari penduduk Yaman kami berperang dan kaum muslimin menang
dari kaum musyrikin. Kami membunuh banyak orang dan menawan banyak orang
kemudian Ali memilih seorang wanita diantara para tawanan untuk dirinya.
Buraidah berkata “Khalid bin Walid mengirim surat kepada Rasulullah SAW
memberitahukan hal itu. Ketika aku datang kepada Rasulullah SAW, aku serahkan
surat itu, surat itu dibacakan lalu aku melihat wajah Rasulullah SAW yang marah
kemudian aku berkata “Wahai Rasulullah SAW, aku meminta perlindungan kepadamu
sebab Engkau sendiri yang mengutusku bersama seorang laki-laki dan
memerintahkan untuk mentaatinya dan aku hanya melaksanakan tugasku karena
diutus. Rasulullah SAW bersabda “Jangan membenci Ali, karena ia bagian dariKu dan Aku bagian darinya dan Ia adalah
pemimpin kalian sepeninggalKu, ia bagian dariKu dan Aku bagian darinya dan Ia
adalah pemimpin kalian sepeninggalKu. [Musnad Ahmad tahqiq Syaikh
Ahmad Syakir dan Hamzah Zain hadis no 22908 dan dinyatakan shahih].
Syaikh
Al Albani berkata dalam Zhilal Al Jannah Fi Takhrij As Sunnah no 1187
menyatakan bahwa sanad hadis ini jayyid, ia berkata
أخرجه أحمد من طريق أجلح الكندي عن عبد
الله بن بريدة عن أبيه بريدة وإسناده جيد رجاله ثقات رجال الشيخين غير أجلح وهو
ابن عبد الله بن جحيفة الكندي وهو شيعي صدوق
Dikeluarkan
Ahmad dengan jalan Ajlah Al Kindi dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya
Buraidah dengan sanad yang jayyid (baik) para perawinya terpercaya, perawi
Bukhari dan Muslim kecuali Ajlah dan dia adalah Ibnu Abdullah bin Hujayyah Al
Kindi dan dia seorang syiah yang (shaduq) jujur.
Justru hadis Buraidah di atas menjadi penguat bahwa Imam Ali adalah pemimpin bagi setiap mukmin (semua sahabat Nabi) sepeninggal Nabi SAW dan sungguh tidak berguna syubhat dari para pengingkar.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar